Sebuah Pasar untuk Pemerintahan
Patri Friedman, cucu pemenang Nobel Milton Friedman, pernah berkata: "Pemerintah merupakan sektor dengan penghalang yang sangat tinggi dan sulit untuk masuk ke dalamnya. Bahkan, Anda harus memenangkan pemilu atau memulai revolusi untuk mencoba sebuah bentuk pemerintahan yang baru."
Memang hanya ada sedikit pilihan dan persaingan di dalam pemerintahan. Orang menganggap penting bagi perusahaan-perusahaan untuk bersaing. Orang-orang menginginkan adanya pasar bebas yang fleksibel dalam industri mobil, pakaian dan asuransi dari pemasok yang berbeda. Lalu mengapa tidak ada pasar untuk pemerintahan, di mana pemerintah harus saling bersaing, dan di mana warga negara dapat dengan mudah pindah ke daerah pemerintah yang lain untuk hidup dan bekerja? Saat ini orang bisa pindah ke kota lain, tetapi karena kebanyakan pajak dan hukum berasal dari pemerintah pusat, hal ini tidak mengubah apa pun. Untuk bisa mendapatkan jenis pemerintahan yang lain, orang dipaksa untuk pindah, ini merupakan penghalang besar.
Kita tahu bahwa perusahaan memiliki kecenderungan untuk membentuk monopoli dan kongsi dagang, untuk mengurangi persaingan. Pemerintah memiliki kecenderungan yang sama. Lihatlah konsentrasi kekuasaan pemerintah di Washington atau Brussels. Dalam pasar bebas, bagaimanapun, adalah selalu mungkin bagi seseorang untuk memulai bisnis baru, untuk menantang monopoli dan kongsi dagang yang sudah ada. Itulah sebabnya monopoli cenderung berumur pendek di sektor swasta. Ketika pelaku monopoli menetapkan harga yang tinggi atau menyalahgunakan posisi pasar mereka, hal ini mendorong perusahaan lain untuk memasuki pasar tersebut.
Dalam pemerintahan kurang ada kompetisi seperti itu. Seperti pelaku monopoli sejati politisi tidak menginginkan adanya kompetisi dalam pemerintahan. Mereka lebih memilih apabila semua hal diputuskan secara kolektif oleh tingkat pusat. Mereka akan berkata: "Imigrasi ilegal hanya dapat diselesaikan dalam konteks Eropa." Atau: "Krisis hutang hanya dapat ditangani secara internasional." Atau: "Terorisme hanya bisa dilawan melalui lembaga pusat yang kuat." Namun, ternyata ada banyak negara-negara kecil di dunia ini yang tidak menjadi bagian dari 'blok' tersebut dan yang tidak menderita krisis ekonomi atau terorisme. Demikian pula kita harus percaya bahwa pendidikan, perawatan kesehatan, keuangan, asuransi sosial, dan sebagainya, harus dikoordinasikan dan diatur setidaknya pada tingkat nasional. Tapi tidak ada alasan dibalik semua itu.
Desentralisasi akan sangat bermanfaat bagi banyak kelompok dalam masyarakat. Dengan otonomi daerah, para pemikir progresif dapat membawa ide-ide progresif mereka ke dalam praktek di dunia nyata dan pemikir konservatif dapat melakukan hal yang sama dengan nilai-nilai mereka, tanpa memaksa orang lain untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup mereka. Orang-orang yang ingin memulai sebuah komunitas ala hippies yang serba ‘hijau’ dapat hidup sesuai dengan impian mereka. Tentu saja dengan biaya sendiri. Sebuah komunitas agama ingin kalau toko-toko milik mereka tutup pada hari Minggu bisa melakukannya. Satu ukuran cocok untuk semua adalah tidak perlukan dan tidak diinginkan. Desentralisasi, berbeda dengan demokrasi nasional, adalah sistem untuk 'hidup dan biarkan hidup'. Jadi biarkan ribuan negara tumbuh dan berkembang.
Keanekaragaman dalam pemerintahan menyiratkan bahwa orang dapat lebih mudah memutuskan di dalam sistem seperti apa mereka ingin hidup. Mereka bisa pergi ke kota lain atau daerah lain jika mereka menginginkan pemerintahan yang berbeda. Kompetisi tersebut memastikan bahwa para penguasa harus bertanggung jawab, yang hampir tidak pernah disinggung ketika pengaruh warga negara dibatasi hanya untuk mengikuti pemilu setiap empat tahun sekali. Bahkan apabila hanya sedikit warga yang benar-benar pindah ke daerah lain, akan ada dorongan yang kuat bagi penguasa untuk memperbaiki kebijakan mereka.
Jika tidak semuanya ditentukan oleh pusat, daerah-daerah dapat memilih arah yang sesuai dengan keadaan dan preferensi mereka. Misalnya, daerah tertentu dapat memilih untuk mengurangi pajak dan regulasi untuk merangsang kegiatan ekonomi. Seorang sejarawan Amerika Thomas E. Woods menunjukkan bahwa kebebasan politik yang muncul di Eropa Barat justru disebabkan karena fragmentasi dan diferensiasi yang dimiliki para penguasa di sana berdasarkan sejarahnya. Banyaknya daerah-daerah yurisdiksi kecil memungkinkan orang-orang untuk melarikan diri dari tempat-tempat di mana pemerintahnya bersifat menindas ke tempat-tempat yang lebih liberal (bebas). Penguasa tirani dengan demikian menemukan diri mereka dipaksa untuk memberikan lebih banyak kebebasan.